Rekan
semua, capek juga ya selama dua bulan terakhir, kita bersama mengenal
seluk beluk kanker payudara, mulai dari tanda-tanda, jenis, cara
deteksi, hingga penangangannya. Nah, kali ini saya ingin break dulu, ach…! Pilihan saya jatuh untuk mengulas tentang puting payudara. Wow!! Si mungil yang menggairahkan itu tu…Dalam anatomi makhluk mamalia, puting susu (nipple) atau mammary papilla atau teat merupakan kulit dimana terdapat 15-20 lubang keluaran (outlet) saluran susu (lactiferous ducts)
yang tertata secara silindris mengelilingi ujung puting. Kulit puting
memiliki banyak syaraf-syaraf khusus yang sensitif terhadap rangsangan.
Secara fisiologis, puting berfungsi untuk mengeluarkan ASI ke bayi. ASI diproduksi di dalam kelenjar susu (mammary glands) selama masa menyusui. Meski produksi ASI pada pria mungkin terjadi, puting susu pria tidak disarankan untuk disusu.
Bayi mamalia memiliki insting dasar kehidupan untuk menggerakkan
kepalanya dan membawa mulutnya mencari puting susu saat wajahnya
menempel di kulit ibunya. Begitu puting ditemukan, mulutnyapun segera
menghisapnya.
Mamalia secara tipikal memiliki puting berjumlah genap, dan tertata
secara berpasangan (berhadapan). Jika puting tidak tampak, mungkin itu
tanda awal adanya kanker payudara. Puting terbentuk saat manusia masih
berupa janin (embryo) disepanjang ‘garis-garis susu’ (milk lines). Hampir semua mamalia memiliki puting jamak (lebih dari satu).
Jumlah total puting adalah jumlah total anak yang dapat dilahirkan
pada satu kali kelahiran, dan setengah dari jumlah puting merupakan
rata-rata jumlah anak yang dilahirkan dalam satu kali kelahiran.
Sebagai contoh, manusia. Puting wanita ada dua. Dua adalah jumlah
bayi maksimal yang dapat dilahirkan dalam satu kali kehamilan berupa
anak kembar. Namun rata-rata wanita melahirkan seorang bayi. Bayi
kembar 3, 4 dan seterusnya merupakan kejadian luar biasa dengan
probabilitas sangat-sangat kecil.
Pada mamalia primitif (monotreme seperti platypus di Australia), kelenjar susunya kosong dan menempel di kulit tanpa puting. Pada makhluk cetacean
seperti ikan paus, bayinya tidak melakukan hisapan ke puting induknya
karena struktur mulutnya. Puting paus tidak seperti mamalia lainnya.
Tidak dengan dihisap, tapi keluarnya air susu karena kekuatan otot tubuh
induk yang berhubungan dengan kelenjar susu. Bayi paus akan memasukkan
tonjolan puting ke mulutnya, sang induk kemudian memompakan air susu ke
dalam mulut si bayi.
Hampir semua manusia memiliki dua puting pada tubuhnya, terletak
(hampir) di tengah-tengah payudaranya dan dikelilingi oleh area sensitif
yang berwarna yang bernama areola. Janin manusia mengalami perkembangan beberapa puting disepanjang garis-garis susu (milk lines) yang dimulai dari axilla
(ketiak) turun sepanjang otot perut terus sampai kedua selangkangan
kiri dan kanan. Puting-puting ini akan menghilang sebelum kelahiran,
namun ada juga kemungkinan tidak menghilang. Jika hal ini terjadi maka
disebut supernumerary nipples atau polythelia, biasanya kosong tidak ada kelenjar susunya, kalaupun ada kemungkinannya sangat kecil.
Zat warna kulit (pigment) puting dan areola adalah pigment cokelat (eumelanin) dan lebih banyak mengandung pigment merah (pheomelanin). Paparan suhu dingin dan menyusui merupakan penyebab utama puting mengalami ereksi. Ereksi puting merupakan bentuk refleks pilomotor yang menyebabkan puting dan areola berbintil-bintil.
Rangsangan seksual juga dapat menyebabkan puting ereksi. Puting dan
areola pria dan wanita merupakan reseptor erotis, bahkan mampu membuat
seseorang mengalami orgasme. Kondisi ini biasanya disebut orgasme
payudara. Meski mampu membuat orgasme saat diberi rangsangan, puting
bukanlah organ seksual manusia karena semua manusia pria dan wanita
memiliki puting..
Rata-rata puting wanita berukuran sekitar 1 cm. Saat hamil dan
menyusui akan lebih panjang dan biasanya permanen (tidak kembali ke
bentuk semula). Kehamilan juga meningkatkan pigmentasi, maka areoala dan
puting biasanya lebih gelap saat hamil dan menyusui. Tonjolan puting
dibentuk oleh sel otot silindris dan di areola terdapat bintil-bintil
kecil yang disebut ‘Montgomery bodies’. Kelenjar Montgomery berisi pelumas agar saat wanita menyusui kulit areola dan puting tidak lecet.
Terkadang bayi (laki dan perempuan) saat lahir menghasilkan air susu. Hal ini disebut ‘witch’s milk’;
yang disebabkan pengarih estrogen ibu saat dalam kandungan dan bereaksi
terhadap bayi. Hal ini normal-normal saja dan akan berhenti beberapa
hari setelah kelahiran.
Sumber:
http://wapedia.mobi/en/nipple
http://nytimes.com/imagepages/2007/08/01/health
http://catalog.nucleusinc.com
http://dermatology.cdlib.org
0 comments:
Post a Comment